Dongeng Anak: Batu Belah Batu Betangkup

Bookmark and Share

Dahulu kala, di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan dan sungai, hiduplah seorang ibu bernama Mak Minah bersama anaknya yang masih kecil, Malin. Mereka hidup sederhana, tetapi penuh kasih sayang. Setiap hari, Mak Minah bekerja keras mencari makanan di hutan dan sungai agar Malin bisa tumbuh sehat dan bahagia.

Mak Minah sangat menyukai telur ikan tembakang, makanan khas dari sungai dekat rumah mereka. Namun, telur ikan itu sangat sulit didapat. Ia sering berkata, “Kalau aku bisa makan telur ikan tembakang sekali saja, aku akan sangat bahagia.”

🐟 Telur Ikan yang Dinanti

Suatu hari, Mak Minah berhasil mendapatkan telur ikan tembakang dari hasil memancing. Ia sangat gembira dan segera memasaknya dengan penuh cinta. Saat makanan siap, ia memanggil Malin untuk makan bersama.

Namun, Malin yang saat itu sedang bermain, tidak memperhatikan ibunya. Ia makan dengan lahap dan menghabiskan semua telur ikan, tanpa menyisakan sedikit pun untuk Mak Minah.

Mak Minah sangat sedih. Ia tidak marah, tetapi hatinya hancur karena impiannya untuk mencicipi telur ikan tembakang pupus begitu saja.

🪨 Batu Ajaib di Hutan

Dengan hati yang pilu, Mak Minah berjalan ke hutan dan duduk di depan sebuah batu besar yang dikenal sebagai Batu Belah Batu Betangkup. Konon, batu itu bisa membuka dan menelan siapa saja yang datang dengan kesedihan mendalam.

Mak Minah menangis dan berkata, “Wahai batu belah, bukalah dirimu. Telanlah aku, karena hatiku sudah tak sanggup menahan luka.”

Tiba-tiba, batu itu terbelah perlahan, dan Mak Minah masuk ke dalamnya. Batu itu pun tertutup kembali, dan Mak Minah menghilang selamanya.

😢 Penyesalan Malin

Malin yang menyadari ibunya tidak pulang, mencari ke hutan dan menemukan batu besar itu. Ia menangis dan memanggil-manggil ibunya, tetapi suara itu hanya bergema di antara pepohonan.

Sejak hari itu, Malin hidup sendiri dan selalu menyesali perbuatannya. Ia belajar bahwa kasih ibu tak tergantikan, dan bahwa kesalahan kecil bisa menyakiti hati orang yang kita sayangi.

🌈 Pesan Moral

  • Sayangi dan hormati ibu kita

  • Jangan egois saat berbagi makanan atau kebahagiaan

  • Penyesalan datang terlambat, jadi belajarlah untuk peduli sejak awal

--Posted by - Cerita Rakyat Indonesia -
- Cerita Rakyat Indonesia - Updated at: 02.09