Cerita Rakyat Papua: Asal-usul Burung Cendrawasih, Si Jelita dari Langit

Bookmark and Share


Di sebuah lembah hijau yang tersembunyi di pedalaman Papua, hiduplah seorang gadis bernama Kwewa, yang dikenal sebagai perempuan paling cantik di kampungnya. Kulitnya bersinar seperti sinar pagi, rambutnya hitam legam seperti malam, dan tutur katanya lembut seperti angin yang menyentuh dedaunan. Banyak pemuda ingin meminangnya, tetapi Kwewa selalu menolak dengan halus. Ia percaya bahwa cinta sejati bukan sekadar rupa, melainkan hati yang tulus dan sabar.

🌿 Gadis yang Dicintai Alam

Kwewa sangat dekat dengan alam. Ia sering bernyanyi di hutan, menari di bawah sinar matahari, dan memberi makan burung-burung liar yang datang menghampirinya. Hewan-hewan pun seolah mengerti bahasa hatinya. Bahkan pohon-pohon di sekitar tempat tinggalnya tumbuh lebih subur, seakan ingin melindungi sang gadis dari segala bahaya.

Namun, kecantikan dan kebaikan hati Kwewa membuat seorang dukun tua di kampung merasa iri. Ia merasa tersaingi karena orang-orang lebih menghormati Kwewa daripada dirinya. Sang dukun pun merencanakan sesuatu yang jahat.

⚡ Kutukan Sang Dukun

Suatu malam, ketika Kwewa sedang menari di bawah bulan purnama, sang dukun datang dan berkata, “Jika kau benar-benar dicintai alam, maka jadilah bagian dari alam selamanya!”

Dengan mantra kuno dan suara gemuruh dari langit, tubuh Kwewa perlahan berubah. Rambutnya menjadi bulu halus berwarna emas, tangannya menjadi sayap yang indah, dan tubuhnya melayang ke udara. Ia berubah menjadi seekor burung yang belum pernah dilihat sebelumnya—burung dengan bulu berkilau, gerakan anggun, dan suara yang memikat.

🐦 Lahirnya Burung Cendrawasih

Burung itu terbang tinggi ke langit, menari di antara awan, dan menyanyikan lagu-lagu yang hanya bisa dimengerti oleh alam. Penduduk kampung yang melihat kejadian itu tertegun. Mereka menyadari bahwa Kwewa telah menjadi Cendrawasih, burung surga yang hanya muncul di tempat-tempat suci dan tak pernah hinggap di tanah.

Sejak saat itu, burung Cendrawasih dianggap sebagai simbol kecantikan, kesucian, dan kedekatan manusia dengan alam. Ia tidak pernah diburu, tidak pernah dijadikan peliharaan, dan hanya bisa dilihat oleh mereka yang datang dengan hati bersih.

🧠 Pesan Moral

Cerita asal-usul Burung Cendrawasih mengajarkan kita tentang:

  • Kecantikan sejati berasal dari hati yang tulus dan cinta terhadap alam.

  • Iri hati dan kesombongan bisa membawa kehancuran, bahkan terhadap yang tak bersalah.

  • Alam akan selalu melindungi mereka yang hidup selaras dengannya.

Burung Cendrawasih kini menjadi ikon Papua dan dikenal sebagai “burung dari surga.” Keindahannya bukan hanya fisik, tetapi juga spiritual—sebuah warisan dari gadis bernama Kwewa yang hatinya begitu murni hingga alam menjadikannya abadi.

--Posted by - Cerita Rakyat Indonesia -
- Cerita Rakyat Indonesia - Updated at: 02.04